Waktu yang paling saya nantikan pun tiba. Sepanjang perjalanan ke Eropa, saya paling menantikan Swiss. Dua kali saya sudah ke Swiss dan dua kali itu pula saya terpukau, terpesona, kagum luar biasa akan karya ciptaan Tuhan di Swiss. Pagi hari kami berangkat dari stasiun Gare du Lyon (ingat ya bukan dari Gare du Nord, Gare Du Nord hanya untuk stasiun kedatangan dari luar Paris sedangkan untuk keberangkatan dari Gare Lyon). Setibanya di Luzern, saya segera mencari hotel kami di Swiss Quality. Letaknya sangat strategis di seberang stasiun dan dekat Mc Donald & Burger King.
Setibanya di hotel, kami check in dan menitipkan koper karena masih jam 11 siang. Setelah itu, kami segera menuju Lake Luzern untuk berjalan kaki tanpa arah melihat kebaikan Tuhan di Luzern dengan pemandangan yang super duper indah.
![]() |
Lake Luzern |
Setelah itu, kami belanja cokelat Swiss yang terkenal. Sekedar tips, belanja cokelat sebaiknya di Manor di lantai bawah, jangan di toko para turis. Harganya berbeda sangat jauh. Untuk cokelat Lindt isi 5 di Manor hanya EUR 10 (per pcs sekitar EUR 2) sedangkan di tempat belanja para turis isi 3 seharga EUR 12 (per pcs sekitar EUR 4). Padahal Manor sangat dekat, hanya berjalan sedikit dari tempat belanja para turis. Selain itu, kami juga mengunjungi toko sepatu Bata untuk membeli sepatu boot yang lagi diskon besar.
Siangnya, kami bersantap di Mc Donald dekat hotel. Karena saya tidak berniat untuk menukarkan uang Swiss Franc jadi semua transaksi di Luzern saya gunakan kartu kredit. Di Swiss, belanja 3 EURO pun bisa menggunakan kartu kredit. Lelah menyusuri objek wisata di Luzern seperti Lion Monument, Lake Luzern, shopping, kami pun kembali ke hotel dan beristirahat agar esok hari memiliki tenaga yang cukup untuk naik ke Mount Titlis.
Sengaja saya tidak membeli tiket Mount Titlis lebih dulu via internet karena cuaca senantiasa berubah di Swiss. Bisa jadi di accuweather.com cerah tapi esok hari cuaca berubah menjadi badai salju. Jadi, atas saran pihak hotel, kami menunggu hari H hingga membeli tiket Mount Titlis. Pagi harinya, kami segera membeli paket komplit ke Mount Titlis (bus+semua wahana) seharga CHF 119 per orang setelah dipastikan cuaca mendukung untuk ke Mount Titlis.
Jam 8 pagi kami sudah berangkat ke Engelberg naik kereta. Sepanjang perjalanan, pemandangan sangatttt indah. Setibanya di Engelberg, kita harus naik shuttle bus gratis menuju ke Mount Titlis. Ada papan petunjuk menuju bus gratis tersebut. Jarak antara stasiun dan kaki Mount Titlis sangat dekat, naik bus tidak sampai 5 menit.
Kami bermain salju di Mount Titlis, kebetulan sedang hujan salju juga. Selain itu kami juga mencoba chairlift di tengah dinginnya salju karena tiketnya sudah termasuk. Puas bermain salju, kami mencicipi ice cream Movenpick yang terkenal di area cafe. Disini juga tersedia tempat berfoto dengan menggunakan pakaian tradisional Swiss tapi kami enggan mencoba karena sudah cukup berfoto dengan pakaian tradisional Belanda.
Dari jam 10 hingga jam 1 kami bermain dan kemudian kembali ke stasiun Engelberg dengan menggunakan shuttle bus gratis tadi. Setibanya di stasiun Luzern, kami mencicipi Chinese food di pojokan stasiun. Rasanya sangat lezat sekali, kami memesan nasi sapi lada hitam seharga CHF 16,5 tapi bisa untuk makan berdua karena porsinya yang besar.
Jam 5.40 sore kereta membawa kami ke Milan. Ada insiden dalam perjalanan dari Luzern ke Milan. Jadi ceritanya kami harus transit sekitar 30 menit di Arth Goldau sebelum pindah kereta menuju Milan. Ternyata kereta yang kami tumpangi di Luzern mengalami kendala teknis sehingga setelah 25 menit belum ada kejelasan apakah kereta kami akan berangkat atau tidak. Tentu saja, tiket kereta kami dari Arth Goldau ke Milan terancam hangus. Kemudian saya bertanya kepada Bapak2 yang duduk di seberang kami di kereta. Menurutnya hal ini hampir tidak pernah terjadi bahwa kereta di Luzern mengalami keterlambatan seperti ini. Di tengah kepanikan, bapak2 tersebut mengajak kami pindah kereta ke kereta sebelah kami yang juga akan menuju Arth Goldau.
Saya yang panik masih menanyakan apakah hal ini tidak apa2 karena kami tidak punya tiket kereta di sebelah? Selain itu, tiket kereta saya langsung menuju Arth Goldau sedangkan kereta sebelah mampir ke beberapa tempat terlebih dahulu? Bapak2 itu bilang: nanti kalau train manager dateng, saya yang akan bantuin ngomong. Duh, baik banget bapak ini. Tapi emang orang Swiss baik2. Setiap saya pasang muka bingung dimanapun, ada aja yang nyamperin nanya: Can I help you?
Akhirnya kami buru2 pindah ke kereta sebelah yang hampir aja jalan. Di tengah perjalanan, saya tidak duduk, tapi berdiri di depan pintu kereta supaya begitu sampai di Arth Goldau bisa langsung menuju ke kereta selanjutnya ke Milan. Itungan matematikanya, saya pasti terlambat naik kereta menuju Milan, begitu kata si Bapak2. Dia juga mempersiapkan saya bahwa kalau saya terlambat, maka saya harus beli tiket dan naik kereta berikutnya jam 8 atau jam 9. Terus kalau saya naik kereta jam 8 saya akan tiba jam 11.30 malam tapi kalau naik kereta jam 9 saya akan tiba jam 11 malam karena kereta yang satu transit2.. blablabla, saya gak nyimak lagi karena panik. Si bapak ini menemani saya berdiri dekat pintu kereta dan sibuk mencari info soal perjalanan saya. Dia juga sudah mencari tau peron nomor berapa kereta saya. Menjelang ketibaan kami, train manager datang dan menanyakan tiket kami. Beliau mencoba scan barcode tiket kami tapi gagal terus. Akhirnya entah si bapak2 itu ngomong apa, akhirnya begitu tiba, kami dikasih turun dan si bapak2 itu uda nenteng koper gede saya supaya lebih cepat. Emak saya sampai takut mikirnya koper kami mau dibawa lari oleh si bapak2. Setibanya di peron, ternyata kereta kami ke Milan juga delay 3 menit sehingga kami masih keburu naik kereta dan setelah naik keretanya pun langsung berangkat. Puji Tuhan atas penyertaannya atas perjalanan kami ini.
Kami tiba di Milan pukul 9.30 malam dan segera check in di Ostello Bello Milan Grande yang letaknya sangat dekat dengan stasiun Milano Centrale. Cerita selanjutnya di Milan, next posting yaaaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar