Rabu, 20 April 2016

Terpukau di Kota Amsterdam

Yey... Amsterdam, here we come. Begitu pesawat mendarat, saya sangat bersyukur bahwa akhirnya semua lancar dan kami bisa tiba di Amsterdam. Melewati imigrasi dengan pertanyaan standar seperti berapa lama (11 hari), tujuannya apa (liburan), abis ini kemana (Paris, Swiss, Italy). Proses menunggu bagasi sangat lama sekitar 1 jam, mungkin karena saya long transit jadi koper saya keluar hampir paling belakangan.

Begitu urusan koper beres, saya segera ke arrival hall 2 ke tempat tourist information untuk membeli Amsterdam Travel Card 2 days seharga EUR 20 per orang. Saya sudah hitung2 kartu ini yang paling menguntungkan buat saya karena akan mengunjungi Keukenhof keesokan harinya. Dengan kartu ini, saya bebas bolak balik naik kereta dari dan ke kota Amsterdam dari bandara. 

Tips paling penting selama naik kereta, metro, MRT di Eropa adalah urusan layar yang menunjukkan platform. Langkah pertama selalu dimulai dari melihat platform mana kereta yang akan menuju ke Amsterdam Central. Bisa jadi ada 2 atau lebih platform yang menunjukkan hal tersebut. Kita tinggal pilih salah satunya karena waktu keberangkatan pasti beda-beda. Contoh karena saya liat di platform 2 ada kereta menuju Amsterdam Central namun waktunya tinggal 1 menit lagi, saya pilih platform 3 saja karena masih 5 menit lagi sehingga saya bisa tenang2 melalukan validasi (check in) di mesin sebelum menuju ke platform. Platform terletak di bawah sedangkan mesin validasi (check in) terletak di atas sebelum turun eskalator.

Tiba di Amsterdam Central sekitar 15 menit perjalanan, saya langsung naik tram no 16 menuju Dam Square dan dari halte mulailah kerek2 koper hingga tiba di hotel Doria. Review hotel ini bisa dilihat di artikel http://puputravel.blogspot.co.id/2016/04/review-hotel-di-eropa-sebelum-mulai.html

Beres urusan taroh2 koper di hotel, saya segera berjalan kaki mengelilingi Amsterdam mulai dari Dam Square, Central Station, Royal Palace dan window shopping di sekitarnya. Saya juga mencoba kentan goreng Manekin Pis yang terkenal (menurut saya rasanya biasa banget). Setelah cape, saya naik tram nomor 5 menuju Museumplein. Karena bulan April, sudah jam 8 malam pun di Amsterdam masih terang benderang. Namun, jetlag tak bisa ditolak, kami pun segera kembali ke hotel, masak nasi + tuna kalengan yang saya bawa dari jakarta dan menikmati makan malam. Matahari terbenam sekitar pukul 9 malam.
Foto di Amsterdam Central Station




Hari kedua di Amsterdam, jam 8 pagi kami sudah di Amsterdam Central naik kereta menuju ke Schipol Airport. Kami menggunakan Amsterdam travel card 2 day pass yang sudah saya beli sehari sebelumnya. Kami langsung menuju terminal arrival hall 4 dan naik bus menuju Keukenhof. Tiket bus PP + tiket masuk Keukenhof sudah saya beli via online seharga EUR 24 per orang. Keukenhof adalah surga bagi pecinta bunga. Saya yang bukan pecinta bunga pun dibuat kagum dengan bunga yang sangat indah berwarna warni. Ada 7 area di Keukenhof. Salah satunya adalah Windmill tempat rumah kincir angin berada.
Di area Windmill Keukenhof


Puas melihat-lihat bunga di Keukenhof, kami kembali naik bus 858 menuju Schipol airport dan lanjut naik kereta ke Amsterdam Central Station. Dari Amsterdam Central Station, jalan kaki melewati platform 15 terdapat eskalator naik ke atas. Nah, disini bus-bus antar kota berada. Naik bus nomor 316 menuju Volendam dengan membayar tiket per orang sebesar EUR 10. Tiket bus dibayar langsung ke supir bus.

Di Volendam seperti halnya orang Indonesia lainnya, kami mencari toko foto De Boer untuk foto menggunakan kostum tradisional Belanda sebesar EUR 19 untuk 2 orang dan mendapatkan 2 foto ukuran sekitar 5R. Sambil menunggu foto jadi, kami makan di Fish n Chips yang terkenal di kalangan lidah orang Indonesia. Di Fish & Chips, kami bertemu banyak sekali orang Indonesia. Kami juga membeli keju di Cheese Factory. Fish & Chips terletak berseberangan dengan Cheese Factory.

Berjalan menyusuri desa Volendam cukup menyenangkan. Menyusuri pertokoan dan cafe2 tempat para bule berjemur sambil menikmati minuman di luar cafe. Sepanjang jalan penuh dengan kapal2, pertokoan, cafe. Setelah bosan, kami pun kembali menaiki bus dengan nomor yang sama menuju Amsterdam Central. 

Waktu tersisa di sore dan malam hari kami habiskan dengan berjalan-jalan di sekitar Dam Square dan Red Light District yang tentunya penuh dengan wanita-wanita di etalase. Di samping kawasan Red Light District terdapat China town dimana terletak restoran Chinese legendaris bernama Nam Kee. Kami makan malam di restoran tersebut. Tidak lama setelah kami masuk, restoran ini sudah penuh antrian mengular hingga ke jalanan. Rasanya memang lezat dan cocok di lidah saya. Menu favoritnya adalah Wonton Soup, kerang, sapi lada hitam. Saya sendiri memesan wonton soup dan nasi goreng. Porsinya sangat besar sehingga nasi gorengnya saya bungkus untuk dimakan keesokan paginya. Masih lezat. Restoran ini tidak halal ya saudara-saudari...

Demikian cerita saya di Amsterdam. Esok hari kami akan lanjut ke Paris dengan kereta cepat Thalys...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar