Rabu, 20 April 2016

Belanja di Paris

Hari ketiga perjalanan kami dimulai dengan kerek2 koper ke Dam Square. Niatnya sih mau kerek2 koper hingga Amsterdam Central. Tapi baru beberapa langkah keluar hotel, ada taxi berhenti dan menawarkan kami untuk mengantarkan ke Amsterdam Central Station. Deal di harga EUR 7, supir taxi ganteng tersebut segera mengangkat koper kami dan meluncur ke Amsterdam Central Station. Tiba di Amsterdam Central Station bagian belakang (karena supir yang baik hati ini menawarkan untuk mengantar hingga depan platform keberangkatan ke Paris), argo taxi sudah lebih dari EUR 7, namun Pak Supir Taxi bilang: "7 EURO enough, I already promise it will cost 7 EURO". Thank God and thank to you Mr driver.

3 jam 17 menit perjalanan kami hingga akhirnya tiba di Paris Gare Du Nord. Begitu sampe, aura Eropa langsung berubah. Banyaknya imigran kulit hitam membuat kota ini tidak terlalu nyaman terutama di stasiun-stasiun metro. Tidak lama setelah kami datang terdengar teriakan dari ibu-ibu yang kecopetan. Oh man.. Pernah sekali saya lagi kutak katik mesin pembelian tiket, terdengar suara pengemis dari belakang : Heyy... it's not right!.. dia pun menghampiri kami. Kami segera kaburrrrr.... 

Tapiiiii trust me, Paris tidak seseram yang dibaca di blog2 yang menakutkan. Paris cukup nyaman buat saya sih ya... Hotel kami dekat dengan Gare du Nord di Ibis. Review-nya bisa dibaca disini: http://puputravel.blogspot.co.id/2016/04/review-hotel-di-eropa-sebelum-mulai.html

Tiba di Paris sekitar jam 11.30 dan beres urusan check in hotel, kami segera kembali ke stasiun untuk membeli tiket metro. Kami membeli tiket 1 carnet (isi 10 tiket T+) di tourist information seharga EUR 15.5. Keesokan harinya saya baru tau ternyata beli tiket di mesin lebih murah 1 carnet = EUR 14.1. Karena 1 carnet isi 10 tiket, saya bisa share tiket T+ ini bareng nyokap. Tiket T+ juga berlaku untuk bus. Kami segera naik metro menuju gereja Notredame, Arc de Triomphe, Champ Ellyse, museum Louvre untuk sekedar berfoto-foto. Maklum, kami berdua bukan penggemar museum. Dekat museum Louvre ada toko bernama Benlux. Toko ini selalu dikunjungi oleh tour-tour Indonesia sehingga terdapat mbak-mbak yang bisa bahasa Indonesia. Harga jual toko ini juga lebih murah dari Galleries Lafayette. Saya tahu toko ini karena pernah kesini sebelumnya dengan tour. Nah, dari mbak-mbak inilah saya tau di belakang tokonya ada restoran bernama Higuma yang sangat enak dan cocok untuk lidah Indonesia. Higuma merupakan resto perpaduan China, Korea dan Jepang. Ramennya enakkkk... Tapi lagi-lagi tidak halal ya..

Di Benlux kami tidak belanja apa2 karena akan mengunjungi factory outlet di La Valle keesokan harinya. Dari Benlux, kami menuju Galleries Lafayette untuk cek-cek harga dan cuci mata saja. Malamnya, kami pergi ke menara Eiffel yang tersohor untuk foto2 dan nutella crepes yang legendaris. Oh ya, saya juga membeli maccaron yang katanya enak di dekat Louvre dan di Galleries Lafayette. Ceritanya mau nyobain macaron beda toko. Enak sih dua2nya yaaaa...




Cape window shopping dan foto2 kami pulang kembali ke hotel dekat stasiun Gare du Nord. Keesokan paginya, kami menuju Eiffel tower untuk naik ke summit alias puncaknya. Tiket juga saya beli via online. Sekitar jam 11.30 kami turun dari menara untuk menuju ke La Valle, surga belanja. Harga barang-barang yang sudah kami lihat di Benlux dan Galleries Lafayette kami borong di La Valle dengan harga diskon sebesar 30% - 70%. Longchamp, Michael Kors, Furla dll.. haizz lengkap dhe..

Selesai ngeborong, kami masih kembali ke Galleries Lafayette untuk membeli produk Tory Burch yang gak ada di factory outlet di La Valle. Setelah capek poollll... kami pun kembali ke hotel untuk siap-siap berangkat keesokan harinya ke Luzern. 


 

Terpukau di Kota Amsterdam

Yey... Amsterdam, here we come. Begitu pesawat mendarat, saya sangat bersyukur bahwa akhirnya semua lancar dan kami bisa tiba di Amsterdam. Melewati imigrasi dengan pertanyaan standar seperti berapa lama (11 hari), tujuannya apa (liburan), abis ini kemana (Paris, Swiss, Italy). Proses menunggu bagasi sangat lama sekitar 1 jam, mungkin karena saya long transit jadi koper saya keluar hampir paling belakangan.

Begitu urusan koper beres, saya segera ke arrival hall 2 ke tempat tourist information untuk membeli Amsterdam Travel Card 2 days seharga EUR 20 per orang. Saya sudah hitung2 kartu ini yang paling menguntungkan buat saya karena akan mengunjungi Keukenhof keesokan harinya. Dengan kartu ini, saya bebas bolak balik naik kereta dari dan ke kota Amsterdam dari bandara. 

Tips paling penting selama naik kereta, metro, MRT di Eropa adalah urusan layar yang menunjukkan platform. Langkah pertama selalu dimulai dari melihat platform mana kereta yang akan menuju ke Amsterdam Central. Bisa jadi ada 2 atau lebih platform yang menunjukkan hal tersebut. Kita tinggal pilih salah satunya karena waktu keberangkatan pasti beda-beda. Contoh karena saya liat di platform 2 ada kereta menuju Amsterdam Central namun waktunya tinggal 1 menit lagi, saya pilih platform 3 saja karena masih 5 menit lagi sehingga saya bisa tenang2 melalukan validasi (check in) di mesin sebelum menuju ke platform. Platform terletak di bawah sedangkan mesin validasi (check in) terletak di atas sebelum turun eskalator.

Tiba di Amsterdam Central sekitar 15 menit perjalanan, saya langsung naik tram no 16 menuju Dam Square dan dari halte mulailah kerek2 koper hingga tiba di hotel Doria. Review hotel ini bisa dilihat di artikel http://puputravel.blogspot.co.id/2016/04/review-hotel-di-eropa-sebelum-mulai.html

Beres urusan taroh2 koper di hotel, saya segera berjalan kaki mengelilingi Amsterdam mulai dari Dam Square, Central Station, Royal Palace dan window shopping di sekitarnya. Saya juga mencoba kentan goreng Manekin Pis yang terkenal (menurut saya rasanya biasa banget). Setelah cape, saya naik tram nomor 5 menuju Museumplein. Karena bulan April, sudah jam 8 malam pun di Amsterdam masih terang benderang. Namun, jetlag tak bisa ditolak, kami pun segera kembali ke hotel, masak nasi + tuna kalengan yang saya bawa dari jakarta dan menikmati makan malam. Matahari terbenam sekitar pukul 9 malam.
Foto di Amsterdam Central Station




Hari kedua di Amsterdam, jam 8 pagi kami sudah di Amsterdam Central naik kereta menuju ke Schipol Airport. Kami menggunakan Amsterdam travel card 2 day pass yang sudah saya beli sehari sebelumnya. Kami langsung menuju terminal arrival hall 4 dan naik bus menuju Keukenhof. Tiket bus PP + tiket masuk Keukenhof sudah saya beli via online seharga EUR 24 per orang. Keukenhof adalah surga bagi pecinta bunga. Saya yang bukan pecinta bunga pun dibuat kagum dengan bunga yang sangat indah berwarna warni. Ada 7 area di Keukenhof. Salah satunya adalah Windmill tempat rumah kincir angin berada.
Di area Windmill Keukenhof


Puas melihat-lihat bunga di Keukenhof, kami kembali naik bus 858 menuju Schipol airport dan lanjut naik kereta ke Amsterdam Central Station. Dari Amsterdam Central Station, jalan kaki melewati platform 15 terdapat eskalator naik ke atas. Nah, disini bus-bus antar kota berada. Naik bus nomor 316 menuju Volendam dengan membayar tiket per orang sebesar EUR 10. Tiket bus dibayar langsung ke supir bus.

Di Volendam seperti halnya orang Indonesia lainnya, kami mencari toko foto De Boer untuk foto menggunakan kostum tradisional Belanda sebesar EUR 19 untuk 2 orang dan mendapatkan 2 foto ukuran sekitar 5R. Sambil menunggu foto jadi, kami makan di Fish n Chips yang terkenal di kalangan lidah orang Indonesia. Di Fish & Chips, kami bertemu banyak sekali orang Indonesia. Kami juga membeli keju di Cheese Factory. Fish & Chips terletak berseberangan dengan Cheese Factory.

Berjalan menyusuri desa Volendam cukup menyenangkan. Menyusuri pertokoan dan cafe2 tempat para bule berjemur sambil menikmati minuman di luar cafe. Sepanjang jalan penuh dengan kapal2, pertokoan, cafe. Setelah bosan, kami pun kembali menaiki bus dengan nomor yang sama menuju Amsterdam Central. 

Waktu tersisa di sore dan malam hari kami habiskan dengan berjalan-jalan di sekitar Dam Square dan Red Light District yang tentunya penuh dengan wanita-wanita di etalase. Di samping kawasan Red Light District terdapat China town dimana terletak restoran Chinese legendaris bernama Nam Kee. Kami makan malam di restoran tersebut. Tidak lama setelah kami masuk, restoran ini sudah penuh antrian mengular hingga ke jalanan. Rasanya memang lezat dan cocok di lidah saya. Menu favoritnya adalah Wonton Soup, kerang, sapi lada hitam. Saya sendiri memesan wonton soup dan nasi goreng. Porsinya sangat besar sehingga nasi gorengnya saya bungkus untuk dimakan keesokan paginya. Masih lezat. Restoran ini tidak halal ya saudara-saudari...

Demikian cerita saya di Amsterdam. Esok hari kami akan lanjut ke Paris dengan kereta cepat Thalys...

Perjalanan Menuju Amsterdam dengan Qatar Airways

Hola.. hari yang dinanti akhirnya tiba. Saya dan nyokap akan segera terbang ke Amsterdam menggunakan Qatar Airways. Sebelumnya saya transit di Kuala Lumpur menggunakan Lion Air. Karena nyokap juga belom pernah ke Kuala Lumpur, saya sengaja mencari penerbangan di pagi hari. Ada 2 alasan di baliknya. Pertama untuk jaga-jaga kalau terjadi keterlambatan pada penerbangan ini. Kedua pengen jalan-jalan singkat di Kuala Lumpur.  

Begitu mendarat, kami segera turun ke bawah mencari aerobus dengan tujuan KL Sentral. Setelah tiket dibeli, jam 1.30 siang kami meluncur ke KL Sentral. Tiba di KL Sentral, hal pertama yang dilakukan adalah mencari loker penitipan koper. Saya dan nyokap membawa 2 koper besar, 1 koper kecil di kabin jadi wajib hukumnya untuk menitipkan koper sebelum jalan. Penitipan koper di KL Sentral terletak di pojokan hall. Harga loker untuk seharian yang dapat menampung 2 koper besar + 1 koper kabin adalah ukuran large dengan harga RM 20. 

Beres urusan koper, kami segera meluncur ke Bukit Bintang menggunakan monorail untuk mengisi perut yang keroncongan. Puas keliling2 di Bukit Bintang, kami naik bas Go KL Green Line (gratis) menuju Twin Tower. Cara liat line-nya ada di bagian depan bus ada tulisan jalan-jalan. Nah, ada tulisan Green Line berarti rute Bukit Bintang - KLCC dan  sebaliknya.





Puas foto-foto di KLCC, kami segera kembali ke KL sentral menggunakan MRT. Oh ya, pembelian tiket monorail dan MRT kami lakukan menggunakan mesin dengan tanya2 ke orang di depan antrian.

Jam 17.30 kami sudah tiba di KL sentral  dan membeli tiket KLIA express untuk ke KLIA. Ingat ya bukan ke KLIA 2 tapi ke KLIA karena pesawat Qatar adanya di KLIA.

Pesawat Qatar sangat nyaman, buat saya sih gak ada bedanya dengan Emirates. Malah urusan perut, saya lebih cocok dengan Qatar. Tiba di bandara Hamad International, kami harus berjalan jauh menuju area tengah tempat layar-layar keberangkatan berada. Ciri khas bandara ini adalah boneka teddy bear yang sangat besar yang ditaroh di tengah2 aula. Oh ya, waktu saya 2x mengunjungi bandara ini, mereka sedang melakukan uji coba kereta kecil yang menghubungkan area kedatangan dan keberangkatan. Karena letak antara tempat kedatangan dan keberangkatan sangat jauh. Namun, selama masih uji coba, mereka menggunakan sejenis mobil-mobil golf untuk mengantar dan menjemput orang-orang yang keletihan maupun 'disable' dari satu tempat ke tempat lain.



Bandara Hamad Doha sangat nyaman. Banyak area pertokoan seperti halnya di Dubai. Selain itu juga tersedia Man Quiet Room, Woman Quiet Room dan Family Quiet room dimana di dalamnya tersedia tempat rebahan/ tempat duduk tiduran untuk penumpang dengan long transit seperti saya. Jika man dan family quiet room tertutup dengan pintu kaca tembus pandang, woman quiet room tertutup rapat sehingga tidak bisa dilihat dari luar. Banyak sekali orang tidur di dalam ruangan2 ini. Hampir 9 jam transit tidak terlalu terasa karena fasilitas yang tersedia di bandara ini. Ada tempat main anak dan tempat minum keran yang tersedia di setiap luar toilet.

Setelah 9 jam menunggu, akhirnya pesawat yang menerbangkan kami ke Amsterdam siap dan taraaaa.... tibalah kami di Schipol Airport Amsterdam. Yey... here we come Amsterdam.

Review Hotel di Eropa

Review Hotel Di Eropa

Sebelum mulai cerita perjalanan saya ke Eropa, saya coba review dulu hotel-hotel yang saya singgahi satu persatu. Oh ya, semua hotel yang saya inapi adalah twin room dengan private bathroom.

Amsterdam - Hotel Doria
Hotel ini sangat strategis karena terletak di Dam Square. Naik tram nomor 16 atau 24 dari Amsterdam Central Station, turun di Damsquare, jalan dikit ke arah kiri sampe dhe di hotelnya. Tadinya saya mau nginep deket2 stasiun Amsterdam central tapi setelah cari-cari, harganya gak ada yang masuk di budget saya.

Harga waktu saya nginep di 9-11 April 2016 yaitu 130 EURO per malem untuk twin room uda termasuk breakfast. Breakfast-nya sih jangan ngarep kaya hotel-hotel di Indo ya. Paling ada croissant, yoghurt, selai berbagai jenis, tomat, juice, telur rebus. Tersedia Wifi dengan jaringan yang super bagus di hotel ini. Kalau nginep, dapet juga 10 persen diskon untuk makan di restoran di bawah hotel (saya gak nyoba karena mereka jual pizza, saya pikir pasti lebih enak pizza di Italy).

Kamarnya kecil hanya cukup untuk 2 tempat tidur, bisa buat naroh koper 2 yang gede, 2 yang kecil, ada TV dan yang penting buat saya kamar mandinya bersih. Ada bathtub di kamar mandi.

Oh ya, sebelum saya dateng, beberapa hari sebelumnya saya email dan minta kamar di bagian belakang karena menurut review yang saya baca, hotel ini berisik di waktu malam karena letaknya yang bener2 di Dam Square. Jadi saya dapet kamar di bagian belakang dan gak denger bunyi berisik sama sekali pas tidur.

Di seberang hotel di pojokan hoek ada tempat souvenir yang menurut temen saya yang uda survey merupakan toko souvenir termurah di Amsterdam. Namanya I Love Sale (EUR 5 SHOP). Ini juga deket banget ke Maddam Tussaud dan di sebrangnya ada jalanan penuh pertokoan semacam Zara, H&M, C&A, dll.. bener2 di pusat kota jadi gak cape kemana2. Di hari terakhir perjalanan saya, saya ke Amsterdam Central station buat menuju Paris pesen taxi hanya 7 EURO sampai stasiun. Itu uda termasuk diberhentiin di belakang stasiun (agak muter jalanannya) supaya bisa langsung ke platform menuju kereta yang ke Paris + dibawain koper ama supir taxi yang guantengggg... hehe..

Paris - Ibis Gare Du Nord TGV
Lokasinya deket banget sama stasiun. Keluar stasiun ambil keluaran yang Napoleon. Begitu keluar ada pertigaan, masuk aja ke jalanan depan pertigaan itu, hotelnya sebelah kanan. Hotel ini juga deket banget ke Carrefour jadi gampang buat beli cemilan kaya buah2an atau minuman. Saya tiap hari beli strawberry cuma 0.99 EURO sekotak besar di Carrefour + air mineral kemasan 1,5 liter cuma 0,2 EURO.

Kamarnya lebih luas dikit dari Hotel Doria di Amsterdam, tapi wifi kalah kenceng dari hotel Doria.  Harga waktu saya nginep di tanggal 11-13 April 2016 adalah 102 EURO per malemnya. Nyaman banget karena kamarnya bersih dan bagus. Kamar mandi juga bersih. Untuk breakfast kalau mau kudu nambah 10 EURO per orang, saya sih ogah, better makan deket2 stasiun. Mc Donald juga ada dan lebih murah di sekitar hotel.

Hotel Waldstatterhoff Swiss Quality - Lucerne Swiss
Lokasi hotel ini super deket ama stasiun Lucerne. Pas di sebrang Burger King & tourist information di stasiun. Deket banget juga ama Mc Donald dan Burger King. Mumpung bahas makanan, di stasiun ada chinese food enak yang namanya Scent Bamboo Chinese food. Buat lidah saya cocok banget sih masakan ini.
Karena deket stasiun, tentu saja hotel ini sangat dekat kemana-mana mulai dari Chapel Bridge, tempat belanja maupun Lake Lucerne. Harga waktu saya nginep di tanggal 13 April 2016 adalah 171 CHF exclude breakfast. Kamar luas dan besar tapi tanpa AC sebagaimana hotel2 lainnya di Lucerne. Kamar mandi juga luas dengan bathtub. Ada welcome chocolate yang diberikan di kasur. Highly recommended with high price.

Ostello Bello Grande Hostel Milan
Lokasinya sangat strategis, keluar stasiun nyebrang jalan dikit belok kanan langsung keliatan tulisan hostel ini secara vertikal. Buat backpacker hostel ini pastilah sangat nyaman. Selain lokasi yang strategis, hostel ini menyediakan makan pagi dari jam 7 pagi hingga 12 siang serta makan malam dari jam 7-9 malam. Ada welcome drink dengan pilihan wine, beer, cocktail, juice dan air putih. Juga ada dapur 24 jam di lantai 6 yang bisa digunakan untuk memasak, dll dengan bahan-bahan yang disediakan oleh pihak hostel. Ada yoghurt di kulkas, roti2an, cokelat, keju, buah2an dan spaghetti di dapur ini. Juga ada mesin cuci untuk laundry serta game station sambil nunggu cucian.
Hostel ini menyediakan kamar isi 6, 8 dll. Saya sendiri menginap di private twin room dengan private bathroom. Kamarnya nyaman, kamar mandi juga ada bathtub. Hanya saja tidak ada TV di kamar. Saya menginap 3 malam di hostel ini. Harga per malam di tanggal 14 April 2016 adalah 118 EURO per malam. 

Oh ya, hostel ini menyediakan bar 24 jam juga jika haus, tinggal isi air putih di botol. Hostel ini juga ada resepsionis 24 jam yang bisa ditanya2 seputar peta, dll. Mereka bahkan menyediakan juga free walking tour untuk 3,5 jam setiap hari. Wifi juga sangat kenceng di hostel ini. Mereka juga meminjamkan modem buat kita2 yang butuh wifi selama jalan2 di Milan. Paket lengkap dhe kalo mau irit.

Welcome Piram Hotel - Roma
Ini hotel paling bonafid selama saya nginep di Eropa. Jika hotel-hotel lain meminta pembayaran di awal, hotel ini sama sekali tidak minta bayaran duluan. Hotelnya juga elegan, klasik, kamar besar, kamar mandi besar, perlengkapan mandi yang lengkap. Letaknya dekat stasiun tapi gak deket2 amat. Sekitar 300 meter dari stasiun.

Enaknya karena dekat stasiun, dekat banyak restoran dan gampang jika ingin naik bus hop on hop off. Wifi juga sangat kenceng di hotel ini. Tarif saya menginap di tanggal 17 April 2016 adalah 122 EURO per malam sudah termasuk tax per person (harga di booking.com belum termasuk tax sebesar 12 EURO per malam).

Sekalian bahas restoran lagi, di sebrang stasiun ada restoran Chinese food (tidak halal) dengan nama Restoranet F&B Mai Zi Yuan (Hong Kong). Enak dengan harga reasonable.

Sekian review saya tentang hotel-hotel di Eropa.