Kamis, 25 Mei 2017

Solo Travelling ke Singapore

Selama menjalani kehidupan sebagai pelancong, ini masa travelling paling mengenaskan buat saya. Perjalanan ke Singapore ini sebetulnya saya rancang untuk membahagiakan mama semata wayang yang demen banget ama shopping. Sungguh nasib, H-1 dari perjalanan kami ke Singapore, papa saya terserang stroke. Awalnya kami tidak menyangka ini penyakit stroke. Karena papa masih beraktivitas normal, hanya saja memang beliau lupa beberapa nama orang. Selebihnya aktivitas fisik masih biasa. Jadi kami memutuskan, saya akan berangkat duluan di tanggal 30 April 2017 dan mama akan menyusul sehari kemudian dengan membeli tiket baru.

Ternyata setelah pagi harinya saya terbang dengan menggunakan maskapai Air Asia, saya mendapat info bahwa papa semakin parah dan harus diopname di rumah sakit sehingga mama tidak akan menyusul saya ke Singapore. Jadilah kegiatan utama saya di Singapore adalah menghubungi keluarga untuk menanyakan kabar papa.

Baiklah.. lanjut cerita ngapain saya di Singapore. Kali ini temanya pengiritan sehingga saya menginap di apartemen People Park Centre di Singapore milik Uncle Wong. Kamar bersih tapi sangat minimalis. Ada tv, ac, kamar mandi dalam dengan harga SGD 90 per malam. Maaf, saya kelupaan foto kamarnya berhubung uda gagal fokus dengan liburan kali ini. Lokasi sangat strategis, Turun stasiun China Town, exit D. Keluar lurus ajaaaa, ketemu bakpao Hok Kie yang haram tapi sangat enak menurut saya. Sampingnya ada lift apartemen. Pembantu uncle wong ada di lantai 23. Jadi biasanya kita akan diarahkan mengambil kunci dari mbak asal Indonesia yang sudah bekerja kepada Uncle Wong selama 17 tahun. Si mbak akan memberikan kunci dan mengantarkan kita ke kamar yang kita . Saya mendapat kamar di lantai 12 lengkap dengan fasilitas wifi dan air minum sepuasnya.

Selanjutnya karena acara utama belanja, jadi kurang lebih selama 2 hari, ini aktivitas saya di Singapore:

Mengunjungi Garden By The Bay dan Cloud Forest
Sebetulnya saya membeli tiket dari Tripvisto seharga 196 ribu untuk berdua dan hanya mendapatkan salah satu tiket masuk yang boleh dipilih antara Garden by the bay atau Cloud Forest. Mengingat mama saya gak jadi pergi, jadilah saya masuk ke kedua wahana tersebut.
Mana lebih bagus? selera. Kebanyakan orang menjawab Garden By The Bay. Saya pribadi pilih Cloud Forest karena mungkin bukan pencinta bunga. Keukenhoff yang kata orang-orang harus dikelilingi berhari2 aja saya selesaikan dalam waktu 2 jam.

Tulip di Garden by the Bay

Giant waterfall di Cloud Forest
Belanja di Bugis Junction & Jurong East
Gegara kemakan hasutan teman-teman, saya bela2in naik mrt ke Jurong East yang secara jarak lumayan jauh dari kota. Menurut teman-teman saya, di Jurong East ada IMM outlet yang isinya lebih dari 100 factory outlet ternama dnegan harga miring. Betul sih.. tapi saya sih gak lagi2 kesana. Kenapa? Saya uda bandingin outlet fashion kaya bossini, giordano, harga sama aja dengan di Bugis. Yang diskonan di IMM juga diskonan di Bugis. Sepatu.. saya sempet beli skechers di IMM, ternyata di OG malah lebih murah. Yang saya gak nyesel kesini cuma karena beli Irvin fish chips yang lagi legendaris tanpa antri di mall samping IMM yakni Westgate. Jadi saya sih gak recommend teman-teman untuk jauh2 ke mall ini ya.

Belanja di Bugis? Ok lah.. saya belanja smiggle, watson di bugis ini. Kaki 5_nya cocok buat belanja cokelat impor dibanding mustofa. Kalo ditanya lebih mending belanja cokelat di Bugis atau Mustofa? Plus minus. Ada yang Mustofa lebih murah, ada yang Bugis lebih murah. Jadi kalo belinya gak banyak2 amat, ke Bugis ajalah...

Nah, ngomongin Garrett Popcorn, saya usul teman-teman beli di bandara Changi terminal 2 yaaa.. harga lebih murah daripada di outlet di toko karena free of tax. Lumayan lah bedanya.. bisa buat shopping2 kecil.

Wings of Time & Crane Dance
Di hari kedua, saya sempet2in nonton crane dance yang letaknya gak jauh dari main gate Universal Studio. Acara mulai jam 8. Tapi jam 7.30 uda mulai penuh sesak karena gretong kali ya.. Overall untuk acara gratisan, show ini layak banget ditonton. Nah, yang jadi masalah, saya punya tiket Wings of Time yang akan mulai jam 8.40. Jadi selesai nonton Crane Dance jam 8.15, saya kudu lari2 ke stasiun monorail yang akan membawa saya ke Beach station untuk nonton Wings of Time jam 8.40. Untuk yang bawa anak kecil, gak recommended untuk meniru aktivitas saya ini. Takutnya gak keburu lari2nya ngejar Wings of time mengingat antrian bejubel naik monorail.

Gitu aja sih cerita solo travelling ke Singapore yang agak menyedihkan ini...

Senin, 16 Januari 2017

Review Hotel di Sydney & New Zealand

Mohon maaf Bapak Ibu sodara2 review ini akan membosankan karena isinya akan banyak sekali tulisan dan hanya ada 1 picture terkait 1 hotel yang sangat luar biasa buat saya di New Zealand.

Ketika mulai hunting hotel di Sydney dan New Zealand, saya agak stress karena harganya mahal-mahal. Kalau mau yang murah ya harus hostel sedangkan niat travelling saya kali ini adalah honeymoon. Pengennya sih dapet hotel2 yang bagus dan mengesankan. Thank God akhirnya saya dapat contact salah satu marketing Accor group yang namanya Aris. Saya gak kenal Aris sebelumnya dan sampe detik ini belum pernah ketemu ama doi. Tapi pelayanannya ok banget dan patut diacungi 2 jempol. Saya sangat terbantu dengan service yang diberikan. Alhasil bisa dikatakan semua harga penginapan berbintang 3-4 yang saya dapatkan selama perjalanan ini jadi seharga 1,3 jutaan per malem bahkan ada yang lebih murah. Worth it banget join accor plus lewat Aris. 

Ok, dimulai ya review hotelnya.

Sydney
Saya nginep di Ibis Kingstreet Wentworth Sydney. Hotelnya minimalis tapi boleh bangetlah secara lokasi walking distance dari darling harbour dengan harga 1,3 juta (pake member Accor Plus). Plus dengan menggunakan member ini, saya dapet free wifi + free welcome drink untuk 2 orang. Kalau mau ikutan breakfast-nya juga buy 1 free 1 dengan member ini. Lokasinya prime banget sih, itu aja kelebihannya. Sisanya jangan terlalu diharapkan.

Queenstown
Saya nginep di Novotel Queenstown. Hotelnya besar dan sangat strategis. Letaknya di samping Lake Wakatipu yang menyejukkan jiwa. Mau ke Flame bar and grill, jalan kaki. Mau ke Ferg burger, jalan kaki. Mau ke skyline Gondola jalan kaki. Layanan valley mobil dan parkir tersedia dengan harga 20 NZD per malam. Saya nginep di hotel ini 3 hari 2 malam. It's perfect..

Lake Tekapo
Di Lake Tekapo adalah tempat saya transit dari Queenstown menuju Christchurch. Hotel yang saya pilih ini merupakan hotel termahal dalam perjalanan saya kali ini. Namanya Peppersbluewater resort. Namanya juga resort, hotel ini menghadap langsung ke Mount Cook dan Lake Tekapo. 5 menit berjalan kaki ke Good Shepherd Church tempat untuk stargazing. 10 menit dari Mt John Observatory. Hotel ini 2 lantai. Di bawah ada kamar mandi dan kamar tidur. Di atas ada ruang tv, ruang tamu dan dapur. Bolehlah ya sekali-kali ngerasain bak orang tajir abis yang nginep di hotel macam ini. Harga per malam sekitar 2,5 juta. Oh ya, karena saya datang berdua dengan suami. Mereka memberikan complimentary berupa welcome snack for honeymoon couple. Enak lho..

Christchurch
Di Christchurch, saya mengutamakan urusan lokasi dan saya pilih Ibis. Ibis dekat sekali dengan container mall, Cathedral Square dan Botanical Garden. Di seberangnya pun terdapat banyak restoran dan convenience store sehingga memudahkan hidup selama berada di Christchurch. Menggunakan member Accor, dapat complimentary breakfast buy 1 get 2.

Saya pribadi merekomendasikan rekan-rekan yang suka travelling tapi bukan backpacker type untuk join member Accor dhe.. banyak banget benefitnya. Tapi cari marketing yang bisa dipercaya ya..

Demikian review hotel perjalanan Sydney dan New Zealand saya.

Liburan Keluarga di Jogjakarta

Berkunjung ke Jogja bukan merupakan hal baru untuk saya. Sudah 6 atau 7 kali saya ke Jogja namun selalu hanya untuk urusan pekerjaan atau training. Mengingat Jogja lagi happening, business trip kali ini saya extend dan memboyong keluarga di hari terakhir urusan pekerjaan saya yakni 13 Januari 2017. Keluarga saya tiba di Jogja di hari Jumat siang hari jam 12 siang. Seperti biasa formasi lengkap dengan trio kesayangan saya, papanya dan kali ini ditambah mama tercinta.

Saya menyewa mobil Suzuki Ertiga selama 3 hari dan dikenakan charge sebesar 1,4 juta include supir, bensin dan lain-lain. Yang tidak termasuk hanya biaya parkir selama 3 hari. Berikut contactnya: Pak Sutrisno (08157978535). Setiba keluarga di bandara Adi Sucipto kami makan siang dulu di food court Lippo Plaza. Favorit saya adalah Kedai Peko Peko yang sudah beberapa kali saya coba selama di Jogja. Selain itu, mie godog Jogja juga ada di food court ini (menu favorit: mie godog goreng). Untuk lidah saya yang agak bawel, kedua makanan ini sangat cocok di mulut dan kantong. Maklum, di Kedai Peko Peko seporsi ramen plus telur hanya dihargai Rp 15 ribu. 

Selepas makan siang (jam 2) kami segera menuju Candi Borobudur yang menawan hati. Harga tiket masuk adalah Rp 30 ribu untuk dewasa dan Rp 15 ribu untuk anak-anak. Anak di bawah 4 tahun masih gratis. Setelah memasuki kawasan Borobudur, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari karcis kereta api, ternyata letaknya tidak jauh dari pintu masuk. Hanya berjalan lurus, kami segera membeli tiket kereta api Rp 7.500 per orang (anak di bawah 3 tahun gratis). Kita akan diajak berkeliling memutari kawasan Candi Borobudur yang asri. Ada gajah yang bisa dinaiki, ada museum dan pohon-pohon yang sangat asri dan tidak membosankan. Sekitar 15 menit kami pun tiba di Candi Borobudur. Siap-siap menaiki tangga yang cukup banyak dan curam yaaa.. 
Berfoto dengan latar stupa


Dari atas candi kita bisa melihat pemandangan yang menyejukkan mata. Puas berfoto dengan Candi, kami segera turun dan mengikuti petunjuk arah menuju pintu keluar. Bagi rekan-rekan yang ingin belanja, harga souvenir di candi ini murah meriah bahkan lebih murah daripada Malioboro ataupun tempat wisata lainnya. Kuncinya hanya satu: tawar menawar. Jalan menuju pintu keluar cukup jauh karena melewati banyak sekali pedagang souvenir. Akhir dari pedagang-pedagang ini, kita akan tiba di lapangan parkir. 

Dari Borobudur, kami menuju ke Alun-Alun kota Jogja untuk menaiki odong-odong. Namun, karena kelaparan, sebelum sampai ke tempat odong-odong kami makan di salah satu cabang gudeg Yu Djum yang populer.

Di alun-alun, odong-odong berbaris banyak sekali dan kita tinggal memilih model yang kita suka. Anak-anak tentunya memilih yang besar, ada musik keras-keras dan yang paling penting ada "telolet". Kami dikenakan harga Rp 50 ribu untuk 2 kali putaran. Anak-anak senang luar biasa bermain odong-odong ini.

Odong-odong kami
Hari kedua, pagi-pagi sekali kami sudah bangun dan jam 6.30 sudah di mobil untuk menuju Goa Pindul. Sepanjang menuju Goa Pindul di Gunung Kidul banyak sekali marketing yang menawarkan jasa wisata Goa Pindul. Kami disarankan Pak Sutrisno (supir kami) untuk langsung menuju Pancawisata karena memiliki izin resmi dari pemerintah daerah untuk menjalankan wisata Goa Pindul ini. Harga tiket Rp 35 ribu per orang baik dewasa maupun anak. Kelebihan lainnya Pancawisata terletak di belakang Goa Pindul jadi kita tidak lelah berjalan kaki. Goa Pindul menawarkan sensasi wisata tersendiri karena kita duduk di atas ban. Di samping kiri kanan ban ada tali yang dapat kita pegang sehingga satu sama lain kita akan tersambung. Menyusuri goa kira-kira 30 menit sambil dijelaskan oleh pemandu tentang stalagtit, stalagmit, dan lain-lain. Setelah penyusuran goa selesai, kita diizinkan berenang dan bersantai-santai. Oh ya, kami cukup beruntung karena datang ke Goa ini dalam kondisi sepi. Setelah kami selesai, banyak sekali rombongan wisata yang datang ke Goa ini sehingga mereka berdesak-desakan di goa. Kami tidak terlalu lama di Goa Pindul karena ingin segera menuju ke Pantai Krakal. Di pantai ini, kami bersantai agak lama menikmati pasir dan suasana pantai hingga sore hari.

Berpose sebelum nyemplung
Goa Pindul

Bermain pasir di pantai Krakal
Malam harinya, setelah beristirahat dan berenang lagi di hotel, kami belanja di batik Rumah dan menyusuri Jalan Malioboro untuk belanja lagi di Batik Mirota. Hari kedua cukup melelahkan untuk kami. Untungnya, anak-anak selalu tertidur pulas di mobil dalam perjalanan kemanapun sehingga memungkinkan untuk recharge.

Hari ketiga jam 7 pagi kami menuju ke Gunung Merapi untuk mengikuti Lava Tour. Ngapain sih Lava Tour itu? Kamu harus coba!!! Saya suka banget sama Lava Tour ini. Kita akan naik jeep maksimal 1 jeep itu 4 orang. Karena ber-6 jadi kita sewa 2 jeep. Kebetulan ada kenalan dari teman sehingga dapat harga miring untuk sewa jeep ini. Kita akan dibawa ke museum peninggalan erupsi, batu alien, tempat pemandangan, bunker gunung merapi dan terakhir track sungai. Semuanya memberikan sensasi tersendiri dan buat saya sih sangat menyenangkan. Saya ambil short track sehingga total hanya 2,5 jam. Yang bagus apanya? Sensasi naik jeep, pemandangannya, pengalamannya, track sungainya kerennnn...



Setelah Lava Tour, urusan oleh-oleh kami mempercayakan kepada bakpia Kurnia sari yang lagi nge-hits dan paket besek dari Yu Djum Adi Sucipto sebelum menuju bandara. Untuk hotel, lagi-lagi saya mempercayakan kepada Accor Group (Ibis Hotel Malioboro) yang sangat memuaskan. Saya dapat harga member, gratis makan pagi karena pakai voucher member, gratis wifi karena member, jalan-jalan ke Malioboro sangat nyaman karena memang hotel kami disana, dapat late check out hingga jam 4 sore karena member dan dapat upgrade kamar pula karena member. Bener-bener untung dhe jadi member Accor plus ini. 

Overall, perjalanan kami ke Jogja saya beri nilai 9 dari 10. Indonesia is beautiful :):):)